Pada Jum’at malam, 30 Desember 2016 DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Bogor menyelenggarakan Mudzakarah Ulama Tokoh yang bertempat di Aula Gedung Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kabupaten Bogor Umat yang kemudian disebut MUTU bersama para ‘alim ‘ulama para kyai, habaib, asatidz serta tokoh masyarakat dari berbagai kecamatan se-Kabupaten Bogor.

Agenda yang baru dibuat kali pertama tersebut rencananya akan secara rutin diselenggarakan sebagai forum silaturahmi para ulama dan tokoh umat bersama Hizbut Tahrir Kabupaten Bogor. Dengan suasana acara yang sangat kekeluargaan dan keakraban yang dipandu penuh oleh Host Ust.Asep Supriyatna, para hadirin peserta MUTU begitu antusias dan aktif menyampaikan pandangannya terhadap berbagai persoalan yang mendera umat Islam dan menyampaikan harapan-harapannya kepada Hizbut Tahrir dan para hadirin agar Islam dijadikan sebagai tujuan yang sama bagi seluruh komponen umat Islam termasuk kelompok-kelompok dakwah Islam, ormas-ormas Islam yang ada untuk bersatu hanya menyuarakan Islam yaitu memperjuangan penerapan syariat Islam dan penegakan Khilafah.

Acara yang bertemakan Mengokohkan Perjuangan Islam untuk tegaknya syari’at Islam dan penegakan Khilafah, adalah sebagai salah satu upaya dari Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Bogor untuk menjalin silah ukhuwah dan menyatukan visi misi perjuangan Islam di kalangan para ulama dan tokoh umat,khususnya di Kabupaten Bogor.

KH.Muhyidin sebagai salah satu pembahas dalam acara tersebut menyampaikan bahwa umat Islam sebenarnya dapat dipersatukan lebih kuat dan lebih besar lagi kekuatannya untuk diarahkan membela Islam dan menuntut agar isi seluruh ayat dalam Al Qur’an diterapkan dalam kehidupan bernegaranya. Terbukti umat Islam Indonesia misalnya dapat bersatu dengan jumlah yang begitu besar dalam aksi 411 dan 212 untuk membela 1 ayat Al Qur’an Al Maidah 51. Ust.Ibnu Suyana Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupatan Bogor dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hizbut Tahrir Kabupaten Bogor senantiasa berdakwah dan beraktifitas bersama ulama dan tokoh masyarakat dan berkiprah bersama-sama di tengah-tengah umat.

Sedangkan Ust.Ahmad Junaidi Ath Thayyibi DPP Hizbut Tahrir Indonesia sebagai pembahas pamungkas menyampaikan bahwa kewajiban penegakan Khilafah sudah bukan waktunya untuk diperdebatkan karena tentang hal itu para ulama-ulama ahlus sunnah waljama’ah dan para imam-imam besar yang terpercaya, mustaqir,muktamad dan mu’tabar telah selesai berpendapat bahwa penegakan khilafah dan adanya pemimpin yaitu kholifah bagi seluruh kaum Muslimin adalah wajib.

Bagaimana metode menegakkannya, Ust Junaidi menjelaskan metode penegakan khilafah wajib mencontoh dan mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW yaitu dengan menyampaikan dakwah secara fikriyan, siyasiyan, dan laa madiyah ( tanpa kekerasan). Dan peran ulama sebagai tokohnya umat dan gurunya para ahlul quwwah memiliki peran penting dan strategis dalam mempercepat upaya perubahan sistem sekuler saat ini untuk diarahkan menuju penerapan sistem Islam dalam bingkai Khilafah yang akan menerapkan syari’at Islam dalam kehidupan kaum Muslim.

Tidak hanya itu, dengan adanya kholifah dan khilafah bagi kaum Muslim, permasalahan-permasalahan konflik yang terjadi di wilayah negeri-negeri Islam seperti Suriah, Palestina, Irak, Afghanistan, dan pengusiran Muslim Rohingya akan selesai dengan peran negara yang berpihak kepada Islam dan Kaum Muslim dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Ulama yang hadir bersama sekitar 75 orang tersebut diantaranya KH.TH.Mulyadi Mawahib, KH.AA Syamri, Habib Mahmud, KH.Arif, KH.Abdul Aziz, KH.Yahya Sujai, KH.Muhammad Asrori Muzakki dari Jakarta dan para tokoh ormas Islam Kabupaten Bogor lainnya yang turut hadir seperti dari PUI dan ICMI Kabupaten Bogor.

LEAVE A REPLY